Siapa yang tidak tahu kalau selama
masa kampanye para politikus gencar menyerukan suara kebersamaan rakyat,
kesejahteraan dan menunjukkan perilaku yang perhatian pada masyarakat
luas. Dengan cara - cara tersebut tidak sedikit para peserta pemilu pun
ikut simpati atas usaha tersebut, belum lagi kalau ada iming - iming
uang dan sebagainya.
Namun, dibalik 'sogokan'
tersebut, ada misi tersembunyi yang akan dijalankan para calon pemimpin
baik itu legislatif, eksekutif maupun di lembaga yudikatif. Janji akan
pemberantasan korupsi terhadap koruptor Indonesia justru hanya
terucap saat sumbangan suara diperlukan, jika kelak telah menduduki
jabatan, maka semua yang pernah dijanjikan tidak pernah direalisasikan.
Rakyat kecil yang tidak banyak tahu dalam urusan ini lebih bersifat
pasif ditambah ketakutan yang mendarah daging sebab pemerintahan
Indonesia dulu sempat cenderung ke arah otoriter.