1.Ketua Lembaga Pemantau Lingkungan Hidup (LPLH) – Babel.

2.Ketua Forum Redam Korupsi (FORK) – Cabang Bangka Belitung.

Kamis, 09 Mei 2013

Di suatu malam, seorang hamba mengalami pengalaman spiritual, yang Subhanallah…..

Di malam dingin dan hening itu, sang abid terbangun seakan ada yang membelainya dengan lembut. Ia segera merasakan kesejukan malam, dimana alampun menghamparkan getar kekhusyu’an. Dan tiba-tiba getar kekhusyu’an menerpa batin dan raganya. Seketika muncul kerinduan untuk bermesraan dengan Rabb-nya. Dengan sangat jelas, ia merasakan cinta-Nya. Tanpa merasa berat dan merasa terpaksa sedikitpun, dengan tidak mengindahkan dinginnya malam, ia segera mandi menghilangkan hadats besar, bersuci dan mengenakan pakaian terbaiknya, karena ingin segera menghadap Kekasihnya.

Teringat firman Allah SWT dalam hadis Qudsi, ”Apabila seorang hamba-Ku mendekati-Ku dengan berjalan, maka Aku akan mendekatinya dengan berlari. Apabila ia mendekati-Ku satu jengkal, maka Aku akan mendekatinya satu hasta.”.

Inilah yang ia rasakan, jika Allah menghendaki, dijadikannya ringan untuk merasakan kenikmatan iman, mudah menapaki jalan syariat-Nya. Detik-detik selanjutnya ia telah berada di nirwana-Nya. Sang abid merasakan kenikmatan shalat malam yang tiada taranya, pantaslah seorang tabi’in mengatakan… “Jika tidak ada waktu-waktu indah di sepertiga malam, aku tidak akan betah hidup di dunia ini”. Ya Allah, jika Engkau berkenan, maka mudahlah jalan bagiku untuk mengenal-Mu, untuk taat kepada-Mu. Ya Rabb, jangan Engkau balik kembali hati kami ini setelah Engkau beri petunjuk kepada Kami…”.



Linangan air mata saat beribadat kepada-Nya, diiringi kekhusyu’an jiwa membuat hati bisa memahami ayat-ayat-Nya. Pemahaman yang tidak bisa dilakukan oleh akal pikiran. Pantaslah dalam Al Quran, memahami itu dilakukan oleh hati.

Membaca surah Adh-Dhuha dan Alam Nasyrah seakan-akan baru pernah membaca saat itu. Merasakan dengan mendalam bahwa akhirat lebih utama dari dunia. Dan Allah kelak akan memberikan karunia-Nya kepada kita hingga kita puas. Hati demikian tersentuh ketika Allah mengingatkan dulu engkau yatim dan Allah melindungimu, dulu kita berada dalam kesesatan dan Allah memberikan hidayah-Nya, dulu kita kekurangan dan sekarang Dia memberikan kita kecukupan. Bukankah demikian halnya diriku? Air mata berderai….. betapa selama ini kita kurang bersyukur kepada-Nya. Buktinya…. Kita belum berlaku baik kepada anak yatim, dan terkadang suka mengusir peminta-minta. Terlintas beraneka kenikmatan-kenikmatan yang Allah berikan, namun belum kita syukuri dengan semestinya. Maka pantaslah bila Allah belum menambah kenikmatan-Nya, sedang kenikmatan yang sudah adapun belum kita syukuri.

Surat Alam Nasyrah demikian melapangkan dada menghadapi kehidupan dunia yang menyesakkan. Surat ini cukup untuk mengobati stress akibat beban kehidupan yang berat. Surat ini sebagai obat stress bagi yang mau menggunakannya. Dengan meyakini bahwa bersama kesulitan ada kemudahan. Yakin bahwa Allah akan memberikan kita kemudahan, maka laluilah kesulitan yang kita hadapi dengan ikhlas. Caranya kerjakan semua pekerjaan satu demi satu dengan sebaik-baiknya, dan jangan lupa untuk tetap menggantungkan harapan kepada Allah SWT.

Surah yang sama, ayat yang sama, namun jika Allah tidak menunjuki, seseorang bisa tidak mendapatkan apa-apa. Ya Allah limpahkanlah untuk kami hidayah-Mu, dan kepada keluarga kami, Isteri dan anak-anak kami, karena hidayah-Mu lah mereka menjadi generasi penegak shalat dan pengamal Al-Quran. Ya Allah, perkenankan hamba untuk semakin mengenal-Mu, perkenankan hamba untuk senantiasa bergantung kepada-Mu, memohon pertolongan-Mu…. Hingga hamba menghadap-Mu.