1.Ketua Lembaga Pemantau Lingkungan Hidup (LPLH) – Babel.

2.Ketua Forum Redam Korupsi (FORK) – Cabang Bangka Belitung.

Senin, 02 Desember 2013

Koruptor Indonesia Merajalela

Siapa yang tidak tahu kalau selama masa kampanye para politikus gencar menyerukan suara kebersamaan rakyat, kesejahteraan dan menunjukkan perilaku yang perhatian pada masyarakat luas. Dengan cara - cara tersebut tidak sedikit para peserta pemilu pun ikut simpati atas usaha tersebut, belum lagi kalau ada iming - iming uang dan sebagainya.

Namun, dibalik 'sogokan' tersebut, ada misi tersembunyi yang akan dijalankan para calon pemimpin baik itu legislatif, eksekutif maupun di lembaga yudikatif. Janji akan pemberantasan korupsi  terhadap koruptor Indonesia justru hanya terucap saat sumbangan suara diperlukan, jika kelak telah menduduki jabatan, maka semua yang pernah dijanjikan tidak pernah direalisasikan. Rakyat kecil yang tidak banyak tahu dalam urusan ini lebih bersifat pasif ditambah ketakutan yang mendarah daging sebab pemerintahan Indonesia dulu sempat cenderung ke arah otoriter.

Senin, 25 November 2013

Mari Menjaga Kebersihan Negara Kita !


Mengapa Korupsi semakin Merajalela?

Mungkin anda sudah lelah dengan pemberitaan yan
g dilansir oleh media elektronik maupun media cetak yang memuat berita mengenai corruption. Memang sekarang ini korupsi mungkin sudah manjadi kebiasaan bahkan menjadi suatu budaya yang kekuatan sitemnya sulit sekali untuk dimusnahkan. Mengapa hal itu semakin merajalela? Tentunya banyak paktor yang menyebabkan hal itu bisa terjadi salah satunya adalah kurangnya pondasi keimanan dan ketakwaan. Memang kalau manusia tanpa adanya pegangan yang mampu mengontrol dirinya, maka anda dapat bayangkan sekuat apakah dia bertahan untuk tidak melakukan tindak kejahatan. Pegangan itu adalah intisari ajaran dari agama yang anda anut. Pada dasarnya suatu kepercayaan tidak akan memperbolehkan anda untuk melakukan tindak kejahatan, karena itu memperkuat diri dengan ajaran kebaikan adalah solusi penting bagi kita agar terhindar dari kejahatan yang sedang merajalela tersebut.

Pentingnya Menjaga Lingkungan Bagi Kelestarian Alam

Menjaga lingkungan wajib harus kita tanamkan sejak dini. Penebangan hutan secara liar/pembalakan hutan, polusi air dari limbah industri dan pertambangan, polusi udara di daerah perkotaan, dan masalah mengenai rusaknya lingkungan kita khususnya di Indonesia bukan merupakan masalah yang baru lagi, yang seharusnya dibenahi sesegera mungkin. Bagaimana tidak, masalah ini tidak luput dari peran pemerintah dan masyarakat yang harus berdampingan menjaga lingkungan kita ini.

Transparency International: Korupsi Masih Merajalela di Banyak Negara

Penelitian global yang diterbitkan oleh Transparency International mendapati korupsi masih merajalela di banyak negara. Di Pakistan, guru Bashir Bulti mengatakan harus menyogok untuk mendapat pekerjaan.

Tukang ojek Kamboja, Chum Van, mengatakan polisi terkadang menyalahkan kecelakaan pada orang miskin tanpa memperdulikan siapa sebenarnya yang salah.

Pakistan dan Kamboja termasuk di antara 176 negara yang dikaji oleh kelompok anti-korupsi Transparency International.

Dampak Pencemaran Terhadap Lingkungan

Pencemaran lingkungan berakibat terhadap kesehatan manusia,tata kehidupan, pertumbuhan flora dan fauna yang berada dalam jangkauan pencemaran. Gejala pencemaran dapat terlihat pada jangka waktu singkat maupun panjang, yaitu pada tingkah laku dan pertumbuhan. Pencemaran dalam waktu relatif singkat, terjadi seminggu sampai dengan setahun sedangkan pencemaran dalam jangka panjang terjadi setelah masa 20 tahun atau lebih.
Gejala pencemaran yang terjadi dalam waktu singkat dapat diatasi dengan melihat sumber pencemaran lalu mengendalikannya. Tanda-tanda pencemaran ini gampang terlihat pada komponen lingkungan yang terkena pencemaran. Berbeda halnya dengan pencemaran yang terjadi dalam waktu yang cukup lama. Bahan pencemar sedikit demi sedikit berakumulasi.

Indonesia Negara Hukum, Mengapa Korupsi Merajalela?

Manusia tidak lepas dari kebutuhan. Pada hakikatnya berbagai macam kebutuhan ini ada yang harus dipenuhi sesaat dan ada yang ditunda untuk dipenuhi dan ada juga yang tidak perlu dipenuhi, itulah ungkapan ekonomi yang saya tahu sejak saya kelas X di bangku sekolah. Pada dasarnya kebutuhan manusia itu tidak semuanya harus dipenuhi, namun karena sifat manusia sebagaimana yang dijelaskan oleh seorang guru Ekonomi di bangku Aliyah Suratini, SE., mengatakan bahwa manusia memiliki sifat yang tidak pernah puas yang menyebabkan kebutuhannya tidak terbatas. Kita tidak bisa menafikan bahwa ada nilai kerakusan di dalam diri manusia, yang menyebabkan dirinya memiliki sifat tidak pernah puas dan kebuthannya tidak terbatas. Sifat yang tidak pernah puas ini bertentangan dengan hakikat keinginan manusia, yaitu  selalu menginginkan kepuasan, sehingga berbagai cara dilakukan agar mendapat kepuasan itu. Kepuasan inilah yang sebenarnya menjadi kebutuhan manusia. Ketika kebutuhan yang satu terpenuhi timbul lagi kebutuhan lain setelah kebutuhan lain ini terpenuhi, ternyata manusia tidak puas sehingga timbul lagi kebutuhan yang lainnya dan begitu seterusnya hingga manusia itu meninggal dunia, bahkan ada yang mengatakan setelah meninggal duniapun masih membutuhkan sesuatu yang harus dipenuhi oleh keluarganya yang masih hidup. Memang dasar manusia, makhluk yang tidak pernah puas.