Setiap jenis mahluk hidup ciptaan Tuhan
di dunia untuk keberhasilan hidupnya memerlukan kondisi lingkungan
tertentu yang diperlukan untuk kelangsungan hidupnya, yang semuanya itu
telah disiapkan oleh Tuhan YME. Lingkungan hidup itu meliputi
factor-faktor lingkungan fisik, lingkungan kimia dan lingkungan
biologis, baik di dalam tanah, di dalam air maupun di udara, yang
umumnya diperlukan untuk bernafas, makan, tumbuh dan berbiak. Apabila
kondisi factor-faktor lingkungan tersebut terganggu (berubah dari
kondisi yang diperlukan) maka banyak jenis yang kondisi kehidupannya
dapat terganggu sehingga dapat mengancam kelangsungan hidupnya yang bisa
menuju kearah kepunahannya.
Perubahan kondisi lingkungan hidup dapat
terjadi secara alami seperti gempa bumi dan letusan gunung berapi yang
telah kita alami berkali-kali dan kita kenal sebagai bencana alam.
Bencana gempa tektonik atau letusan gunung yang besar dapat menimbulkan
tsunami sehingga banyak mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup yang
parah dan menelan banyak korban baik manusia maupun binatang dan
tumbuhan.
Dari kenyataan kerusakan kondisi
lingkungan hidup dapat pula terjadi karena ulah manusia yang tidak
terkontrol dengan baik, sehingga banyak hutan yang rusak, banyak jenis
binatang maupun tumbuhan yang punah atau banyak menurunkan populasinya.
Juga sering terjadi banjir bandang, tanah longsor, kebakaran di hutan
dan kota serta pencemaran lingkungan, seperti yang sering
dipublikasaikan lewat radio, media masa (koran) dan TV sekarang ini.
Pencemaran lingkungan hidup umumnya masih banyak terjadi sebagai akibat
amat rendahnya kepedulian masyarakat terhadap pentingnya pemeliharaan
lingkungan.
Amat banyak pemilik perusahaan
industri yang tidak memperhatikan bahan kimia buangan sisa industri
yang dibiarkan mengalir ke sungai disekitarnya, sehingga menimbulkan
pencemaran yang dapat mengganggu kesehatan kehidupan fauna ikan dan
masyarakat yang ada di sekitarnya. Ini adalah pencemaran kimia. Banyak
pula pencemaran organis yang berasal dari sisa bahan organis
buangan (sampah sisa makanan dll yang berasal rumah tangga penduduk dan
pasar, sehingga terjadi banyak timbunan yang menimbulkan pembusukan
lumpur organis berbau tak sedap, yang mengakibatkan mudah terjadinya
pendangkalan dan penyumbatan pada banyak selokan (saluran / kanal air)
di banyak perkotaan dan pedesaan. Hal ini dapat menimbulkan terjadinya
genangan air di jalan maupun pekarangan rumah tangga pada musim hujan,
sehingga mempermudah terjadinya kerusakan jalan dan infrastruktur yang
lain.
Jika kita memperhatikan kondisi
lingkungan hidup kita di Indonesia sekarang ini, amat banyak yang
mengalami kerusakan sebagai akibat karena masih amat sedikitnya
jumlah penduduk kita yang mengerti dan peduli terhadap upaya
pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan bijak. Bahkan masih amat
banyak masyarakat kita yang tergolong pengusaha kaya yang
kegiatannya masih tetap berperan sebagai perusak lingkungan hidup
dengan melibatkan orang-orang miskin yang tidak mengerti masalah
lingkungan hidup karena hanya butuh uang untuk menghidupi keluarganya
atau dirinya sendiri. Para pengusaha sebenarnya sudah banyak yang
mengerti tentang konservasi yang dilakukan Pemerintah, tetapi tetap
tidak punya kepedulian terhadap pentingnya pengelolaan lingkungan
hidup yang kerusakannya sudah makin memprihatinkan. Kelompok
penganggur dan miskin yang jumlahnya masih jutaan sebenarnya punya
potensi untuk membantu pengelolaan lingkungan hidup.
Dari kebiasaan hidupnya sehari-hari,
mereka kini adalah tergolong kelompok perusak lingkungan hidup di
perkotaan maupun di pedesaan, sebagai pencemar lingkungan. Dari pada
hidup mereka hanya bergantung pada kebiasaan meminta-minta atau
mencuri dan menipu dll yang bernilai negatif alangkah baiknya jika
mereka dilatih dan diberi tugas pekerjaan harian oleh Pemda sebagai
pembersih dan pelihara lingkungan hidup di pedesaan dan perkotaan dengan
melibatkan kepala desa sebagai pengawas, dengan upah yang standard
(minimal cukup untuk makan-minum harian) yang dananya berasal dari
Pemerintah dan bantuan amal wajib dari penduduk serta para pengusaha
setempat.
Adapun pengelolaan dananya juga
dilakukan oleh Pemda. Dengan cara demikian upaya Pemerintah untuk
meningkatkan kesejahteraan para kelompok miskin dan penganggur serta
upaya memelihara lingkungan hidup di perkotaan maupun di pedesaan dapat
terwujud. Pekerjaan yang dilakukan dapat diutamakan membantu
pemeliharaan kebersihan jalan dan selokan (saluran air) di perkotaan
dan di pedesaan. Pemerintah sekarang telah punya program membantu
perawatan para kelompok masyarakat miskin yang menderita sakit.
Dengan melibatkan mereka dalam kegiatan harian sebagai tenaga yang
membantu pembersihan dan pemelihara lingkungan hidup di wilayah tempat
tinggalnya , kegiatan ini dapat dipandang sebagai balasan positif
mereka yang mendapatkan hak bantuan perawatan jika mereka
menderita sakit.
Demi terwujudnya pelayanan yang
berkualitas baik terhadap mereka kelompok miskin dan penganggur,
setiap kelurahan harus memiliki data yang lengkap dan jelas nama
dan jumlah mereka yang tergolong kelompok tersebut. Bagi mereka
yang telah berubah kondisinya tidak lagi menjadi kolempok miskin
mereka harus lapor ke kelurahan lewat Ketua RW dan informasi datanya
harus tercatat di setiap kelurahan demi menghindari terjadinya kasus
korupsi. Apabila program ini dapat dikembangkan diseluruh wilayah
Indonesia , lingkungan hidup kita di perkotaan dan di pedesaan akan
terpelihara dengan baik dan kesejahteraan rakyat akan mengalami
peningkatan.